Penerapan cara berpikir sistem untuk mengelola aset pengetahuan suatu organisasi


Aset pengetahuan merupakan sumber daya strategis yang dapat meningkatkan nilai organisasi, sehingga aset tersebut perlu dikembangkan dan disebarkan. Meskipun demikian, penelitian tentang aset pengetahuan diketahui masih sedikit, terutama penelitian tentang pengembangan pendekatan (approaches) atau alat (tools) untuk menjelaskan bagaimana aset pengetahuan dapat menciptakan nilai organisasi. Dewasa ini, terdapat kebutuhan para manajer untuk memahami bagaimana aset-aset pengetahuan saling berinteraksi, dan bagaimana aset-aset tersebut dapat mempengaruhi kinerja organisasi dalam mencapai tujuan strategis perusahaan. Pemahaman tersebut dperlukan untuk menghindari alokasi sumber daya yang salah, dan  mendukung para manajer dalam rangka pengambilan keputusan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu model yang dapat menjelaskan hubungan antara aset pengetahuan dengan kinerja organisasi. Hasil penelitian berupa model yang disebut dengan the Knowledge Assets Dynamics Value Map (KAVDM). Model ini dikembangkan dalam beberapa tahap. Tahap pertama adalah identifikasi dimensi-dimensi penting yang terkait dengan karakteristik sistem. Dimensi yang perlu diketahui adalah kinerja bisnis perusahaan, dan aset pengetahuan yang dianggap sangat berdampak terhadap performansi bisnis, serta pengelolaan aset pengetahuan. Selain itu, metode yang dapat diadopsi untuk pengembangan model adalah metode pengembangan sistem pendukung pengambilan keputusan dengan banyak kriteria, misalnya metode Analytical Hierarchy Process dan metode Analytic Network Process. Tahap kedua adalah menganalisis hubungan antara aset-aset pengetahuan, manajemen aset-aset pengetahuan, dan kinerja bisnis.  Model dikembangkan secara closed loop, karena terdapat hubungan interdepensi yang dianggap sesuai dengan kondisi sebenarnya (nature condition). Gambar 1 menunjukkan model awal yang menjelaskan hubungan antara aset pengetahuan, target utama pada kinerja bisnis, celah (gap) perbaikan kinerja yang dapat dicapai, dan inisiatif pengembangan manajemen aset pengetahuan dalam organisasi. Selanjutnya, inisiatif pengembangan manajemen aset pengetahuan menjadi komponen kunci, yang dipandang dapat meningkatkan aset pengetahuan yang diperlukan untuk mencapai kinerja perusahaan sesuai yang diinginkan oleh para pemangku kepentingan.

gambar 1

Gambar 1. Model manajemen aset pengetahuan

Model manajemen aset pengetahuan menunjukkan bahwa inisiatif manajemen aset pengetahuan (knowledge assets management initiatives) dapat meningkatkan kinerja perusahaan (Key Process Performance). Jika kinerja perusahaan telah mencapai target yang diinginkan, maka inisiatif manajemen aset pengetahuan perlu dirubah dengan cara mengurangi investasi pada inisiatif tersebut. Dua garis pendek yang tertempel pada garis hubungan antar variabel, menunjukkan adanya keterlambatan (delay). Keterlambatan tersebut dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu keterlambatan aksi (action delay), dan keterlambatan dampak (impact delay). Keterlambatan aksi terjadi pada saat inisiatif manajemen aset pengetahuan mempengaruhi khasanah aset pengetahuan. Pengetahuan yang akan dimiliki oleh perusahaan tidak serta bertambah ketika inisiatif manajemen aset pengetahuan dilakukan, namun terdapat jeda waktu. Demikian pula, performansi perusahaan tidak dapat meningkat begitu saja, ketika aset pengetahuan bertambah, namun terdapat keterlambatan.

Inisiatif manajemen aset pengetahuan merupakan suatu kegiatan yang dapat meningkatkan performansi bisnis perusahaan. Meskipun demikian, kegiatan tersebut membutuhkan biaya dalam pelaksanaannya. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka model perlu dikembangkan dengan memasukkan variabel baru, yakni anggaran (budget),  seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2.

Capture 2

Gambar 2. Hubungan antara anggaran dengan inisiatif manajemen aset pengetahuan

Model KAVDM didapatkan dengan cara memadukan model pada Gambar 1, dan model pada Gambar 2. Model KAVDM dapat dilihat pada Gambar 3. Model KAVDM menyajikan tampilan visual tentang hubungan dinamis antara aset pengetahuan dapat mempengaruhi perfomansi bisnis perusahaan. Lebih lanjut, model tersebut menggambarkan (1) representasi kualitatif yang menggambarkan hubungan dinamis antara aset pengetahuan dengan kinerja bisnis perusahaan, (2) penjelasan tentang variabel-variabel yang dapat dikendalikan untuk meningkatkan aset pengetahuan, dan (3) penjelasan tentang bagaimana inisiatif manajemen dapat meningkatkan aset pengetahuan, serta bagaimana cara mengatur dampak inisiatif  manajemen tersebut terhadap pencapaian target kinerja.

Capture 3

Gambar 3. Model the Knowledge Assets Dynamics Value Map (KAVDM)

Aplikasi Model KAVDM : studi kasus pada sebuah perusahaan konstruksi

Permasalahan yang dimiliki oleh suatu perusahaan kontruksi adalah banyaknya waktu yang terbuang dalam pembuatan desain bangunan yang dijalankan secara trial and error. Pembuatan desain tersebut dijalankan oleh departemen khusus yaitu departemen desain, yang memiliki anggota-anggota yang mempunyai aset pengetahuan tertentu. Lebih lanjut, aset-aset pengetahuan yang dimiliki oleh para anggota departemen desain belum sesuai dengan nilai-nilai strategis perusahaan yang telah ditetapkan oleh pimpinan perusahaan. Selain itu, departemen desain dipandang belum memiliki kapabilitas untuk mengkomunikasikan nilai perusahaan, melalui hasil rancangan yang dibuat, kepada pihak eksternal, misalnya klien, stakeholders, dan lain-lain.

Efisiensi pembuatan desain bangunan merupakan tujuan penelitian. Tujuan tersebut dapat dibagi menjadi sub-sub tujuan, yaitu sub tujuan kelayakan proyek berdasarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi fitur arsitektur yang diinginkan, memenuhi persyaratan regulasi, memenuhi persyaratan teknis, dan meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat (community well being).

Identifikasi aset pengetahuan dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan tentang cara memenuhi beberapa sub tujuan tersebut. Proses Identifikasi ini dilakukan dengan melibatkan para manajer, dan peneliti yang bertindak sebagai fasilitator. Aset-aset pengetahuan yang kritikal dicatat, lalu dibandingkan dengan target kinerja. Selanjutnya, para manajer diminta untuk memberikan penilaian tentang nilai relatif suatu aset pengetahuan dibandingkan dengan aset pengetahuan yang lain, berdasarkan indikator kinerja bisnis perusahaan (key business performance). Tools  yang digunakan dalam perbandingan aset-aset pengetahuan adalah Saaty`s Scale. Selanjutnya, geometric mean digunakan untuk mendapatkan nilai agregat, selanjutnya The Analytic Hierarchy Process (AHP) dilakukan dengan bantuan perangkat lunak ExpertChoice. Berdasarkan proses identifikasi ini, peneliti dapat mengetahui berbagai macam inisiatif manajemen aset pengetahuan yang dapat meningkatkan efisiensi pembuatan rancangan bangunan.

Tabel 1. Inisiatif manajemen aset pengetahuan

Aset pengetahuan yang dapat meningkatkan nilai perusahaan Inisiatif manajemen aset pengetahuan
Budaya organisasi Inisiatif mendirikan focus group untuk mengembangkan rasa mawas diri terhadap budaya perusahaan, inisiatif melaksanakan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan ekspresi dan komunikasi, inisiatif untuk meningkatkan interaksi sosial.
Kemampuan merancang dengan fokus peningkatkan kesejahteraan masyarakat Inisiatif melaksanakan proyek yang bertujuan untuk menyebarluaskan pengetahuan, serta mendorong penciptaan pengetahuan baru
Kemampuan untuk menerjemahkan konsep desain ke dalam pekerjaan Inisiatif mengadakan pelatihan piranti lunak Software Building Information Modeling, pelatihan manajemen proyek, dan workshop untuk memahami guideline tentang konsep desain.
Knowledge-based repository Inisiatif untuk membuat desain, dan implementasi sistem manajemen pengetahuan berbasis web.
Kemampuan membina hubungan baik dengan pelanggan Reorganisasi area penjualan untuk meningkatkan hubungan pelanggan

Model KAVDM menawarkan pandangan holistik yang dapat menjelaskan mekanisme tentang bagaimana aset-aset pengetahuan dapat diwujudkan menjadi nilai organisasi. Gambar 4 menunjukkan model KAVDM yang diimplementasikan dalam studi kasus perusahaan konstruksi.

Capture 4

Gambar 4. Implementasi model KAVDM pada perusahaan konstruksi

Manfaat yang dapat diperoleh dari pengembangan model KAVDM adalah (1) model menyajikan tampilan visual yang dapat membantu manajer untuk mengelola aset pengetahuan, sehingga dapat menyusun strategi untuk meningkatkan kinerja perusahaan, (2) model memberikan panduan untuk memantau secara dinamis, dampak dari pelaksanaan suatu inisiatif manajemen aset pengetahuan.

Secara umum, artikel ini menjelaskan tentang pengembangan model berbasis system thinking, untuk menerangkan bagaimana aset-aset pengetahuan dapat mempengaruhi kinerja bisnis perusahaan. Hasil penelitian berupa model yang disebut dengan the Knowledge Assets Dynamics Value Map (KAVDM). Model tersebut menawarkan pandangan holistik yang dapat menjelaskan mekanisme tentang bagaimana aset-aset pengetahuan dapat diwujudkan menjadi nilai organisasi. Selain itu, artikel ini juga menjelaskan contoh penerapan model KAVDM pada perusahaan kontruksi.

diterjemahkan dari :

Schiuma, G., Carlucci, D., & Sole, F. (2012). Applying a systems thinking framework to assess knowledge assets dynamics for business performance improvement. Expert Systems with Applications, 39(9), 8044-8050.


Leave a Reply