Uji Validasi Kuesioner dan Uji Kehandalan Kuesioner


Halo sahabat,

Barangkali ada diantara kita yang sedang melakukan penelitian, baik itu untuk pekerjaan skripsi, tesis, maupun disertasi. Ada kalanya, kita membutuhkan data kualitatif, berupa persepsi seseorang terhadap sesuatu hal. Alat penelitian yang sering dipakai adalah kuesioner, yang berisi pertanyaan-pertanyaan, atau pernyataan, atau persetujuan terhadap sesuatu.

Kadang kita bertanya, apakah pertanyaan/pernyataan/persetujuan yang dibuat dalam kuesioner itu sudah benar, artinya sesuai untuk mengukur hal yang ingin diketahui, atau kuesioner tersebut sudah handal, artinya dapat digunakan secara berulang-ulang oleh responden yang berbeda.

Tentu saja pertanyaan/pernyataan dalam kuesioner dibuat setelah melalui proses studi literatur yang panjang, dengan memperhatikan construck / konsep – dimensi – dan dimensi operasionalnya. Kemudian, memperhatikan pula kaidah semantik, seperti tidak boleh ambigu, tidak boleh double barrier, dst. -skip-

Pengujian kuesioner merupakan tahap awal penelitian yang bertujuan untuk mengetahui performansi kuesioner, dan meminimalisir galat yang disebabkan oleh kesalahan responden dalam memahami maksud pertanyaan pada kuesioner (Bolton, 1993). Uji http://www.achaten-suisse.com/ validasi bertujuan untuk mengetahui kinerja kuesioner, bukan untuk mengambil inferensi suatu karakteristik populasi dengan sampel. Oleh karena itu, responden yang digunakan bukan merupakan bagian dari sampel penelitian. Menurut Lewis (1994), jumlah responden yang diperlukan dalam pengujian tingkat kegunaan adalah setidaknya lima responden, karena peneliti sudah mendapatkan 80% keterangan tentang masalah pada obyek yang diuji. Pada penelitian ini uji validasi konstruk dilakukan untuk menilai apakah pernyataan-pernyataan dalam kuesioner dipahami dengan baik oleh responden. Selanjutnya, Pengukuran validitas konstruk dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi Spearman Rho antara skor masing-masing pernyataan, dengan skor total nilai keseluruhan pernyataan (Ancok, 2002).

Uji reliabilitas dilakukan untuk memastikan bahwa kuesioner yang dibuat merupakan alat pengukur yang dapat diandalkan.  Jika suatu alat pengukur digunakan dua kali untuk mengukur sesuatu yang sama dan hasil kedua pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Reliabilitas mengukur sampai seberapa jauh tingkat konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur sesuatu. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan metode Cronbach’s Alpha (Tavakol dan Dennick, 2011). Pada intinya, keseluruhan pernyataan diyakini dapat diandalkan, karena jika item pernyataan dihilangkan, maka nilai koefisien Cronbach Alpha menjadi lebih rendah dari nilai Cronbach`s Alpha awalnya.

Demikian pemaparan sekilas tentang uji validasi konstruk dan uji kehandalan kuesioner. Semoga bermanfaat.


2 responses to “Uji Validasi Kuesioner dan Uji Kehandalan Kuesioner”

    • Data kualitatif berupa persepsi dapat digunakan dalam tesis. Bahkan, saya sering menemui penelitian-penelitian dengan memanfaatkan kuesioner untuk menggali persepsi dan mendapatkan data kualitatif.

      Kalau berbicara apakah dapat diandalkan? Nah ini nanti dulu, karena harus dicek dengan uji validasi dan uji reliabilitas.

Leave a Reply